Ini adalah upaya mengenang kembali beberapa momen paling ikonik dan tak terlupakan dalam sejarah alternative rock. Sinéad O’Connor mengcover lagu grunge Nirvana “All Apologies”, setahun setelah kematian Kurt Cobain.
Ada satu video yang telah beredar di internet, yang menyimpan sepenggal sejarah unik yang terasa sangat menyedihkan tapi familiar. Ini adalah cover lembut O’Connor atas lagu “All Apologies” milik Nirvana dari album ketiga band ini, In Utero.
Sekilas, lagu ini merupakan lagu ballad akustik yang lebih lembut dan lebih tenang dari sebelum dicover – yang terdapat dalam album studio keempat O’Connor, Universal Mother. Lagu ini sempat bangkit kembali pada tahun 2019, ketika muncul di episode kedua session kedua ‘Big Little Lies’, namun potongan lagu yang menghantui ini memiliki sejarah yang lebih dalam.
Lagu ini dirilis beberapa bulan setelah pencipta lagu tersebut, Kurt Cobain, meninggal karena menembak kepalanya sendiri. Merilis versi lagu Nirvana segera setelah Cobain bunuh diri mungkin merupakan ide yang belum jelas apakah ok atau ngga pada saat itu. Liriknya yang penuh dengan kebencian dan penyesalan terhadap diri sendiri, mengandung kisah yang menyakitkan tentang seorang pria yang telah mengecewakan keluarganya. Teriakan keputusasaan meramalkan apa yang pada akhirnya akan terjadi.
Namun, O’Connor membawakan lagu “All Apologies” dengan lembut dan memukau. Vokalnya yang lirih menyelimuti gitar akustik, mengalir lembut hingga nyaris tak terdengar. Lembut, lembut, dan sederhana, penyampaian lagu yang lembut membuktikan bahwa ia adalah utusan yang pantas untuk menyampaikan kesedihan yang dituliskan Cobain.
Bagi O’Connor, Cobain “mewakili banyak sekali orang yang tidak terlihat dan tidak terdengar, yang memiliki banyak rasa sakit, banyak hal yang perlu didengar.” Meskipun dia tidak pernah mengatakan apakah cover-nya dimaksudkan murni sebagai penghormatan kepada mendiang berusia 27 tahun itu, atau apakah itu sudah dalam proses pengerjaan – kemungkinan besar, penyanyi Irlandia ini merasakan hubungan batin seperti Cobain, O’Connor berjuang sepanjang kariernya dengan masalah kesehatan mental dan tekanan untuk meraih kesuksesan. Keduanya adalah bintang pop yang tidak pernah menginginkan gelar gemerlapnya.
Pada tahun 1995, setahun setelah versi O’Connor dari lagu tersebut dirilis, ia mempromosikan rekaman tersebut dengan tampil di Dutch TV.
Keindahan yang menghantui dari penampilannya yang menggugah ini terdengar pahit bagi semua orang yang mencintai dan mengenang Cobain. Saat kita bergulat dengan kematian O’Connor, hampir tiga dekade setelah meninggalnya vokalis ikonik ini, perasaan itu terasa akrab, aneh, dan, pada akhirnya, sama menyakitkannya.
#flashback #SinéadO’Connor #nirvana #kurtcobain #allapologies #coverversion