Setelah “Bersulang sampai Mati”, Taruk, grup musik asal Bandung, melanjutkan sepak terjangnya lewat single anyar berjudul “Mengangkangi Dunia”. Lagu ini menjadi perkenalan gitaris baru, Rian, sekaligus musikalitas terkini Taruk yang lebih cadas.
Hibrida death metal, hardcore ala H8000, dan d-beat punk, sukses dikemas oleh Taruk dalam satu perpaduan apik pada “Mengangkangi Dunia”. Eksperimentasi yang benar-benar memuaskan dan akan menjadi cetak biru Taruk untuk materi-materi selanjutnya.
“Mengangkangi Dunia” bisa didengarkan di berbagai streaming platform, “Berapi-api”.“Mengangkangi Dunia”, Gerbang Menuju Taruk yang Lebih Cadas.
Wacana peningkatan tensi musik Taruk telah dibahas secara internal sejak beberapa tahun ke belakang. Bukan tanpa alasan, wacana tersebut muncul karena seluruh personel menginginkan sesuatu yang lebih gelap, mencekam, dewasa, dan tentunya cadas.
Upaya pertama adalah merekrut gitaris baru, Novriansyah a.k.a Rian. Langkah ini berhasil, Rian sukses menjadi game changer dengan permainan gitar di atas ekspektasi. Taruk lantas kembali intens menggarap sejumlah materi yang sempat mangkrak imbas pandemi COVID-19.
“Single ‘Mengangkangi Dunia’ adalah lagu terkompleks Taruk yang pernah ada. Setelah sekian lama bereksperimen menggabungkan banyak genre, saya pribadi merasa bahwa ‘Mengangkangi Dunia’ berhasil dan sangat memuaskan,” ujar Bobby, gitaris Taruk.
Sebagai gambaran “Mengangkangi Dunia”, pendengar akan disambut dengan pembuka bernuansa death metal, gang shout koloni hardcore haus moshing, dentum H8000 sepanjang teriakan parau, hingga tiba-tiba dentum drum d-beat yang melatari solo gitar nan memekik.
Sementara itu, lirik “Mengangkangi Dunia” sendiri diawali dengan frasa Veni Vidi Vici yang diplesetkan menjadi “Aku lihat, aku datang, aku mengangkangi dunia”. Narasinya bercerita tentang pertarungan jiwa dan raga terhadap sekat-sekat yang menghalangi batasan diri.
“Lagu ini adalah representasi wajah kami yang akan ditonjolkan kedepannya. Abrasif, sangar dan lebih ‘berdarah’. Sekali lagi, ‘Mengangkangi Dunia’ bagi saya adalah level pembaharuan yang patut diperhitungkan di berbagai lini. Dan ini adalah rock and roll homage bagi Arkangel, Pulling Teeth bahkan barisan metallic-hardcore/crust di mana pun kalian berada. We owe it to all of you!” ujar Karel, sang vokalis.
Proses Penggarapan “Mengangkangi Dunia”Sesi rekaman “Mengangkangi Dunia” berlangsung selama Mei 2023 di Funhouse Studio oleh Edo Djatmika dan Southside Chamber oleh Ihsan Akbar. Proses tersebut berbarengan dengan single Taruk yang telah rilis sebelumnya, “Bersulang sampai Mati”.
“Proses rekaman berjalan lancar tanpa kendala yang berarti, sehingga ide-ide yang terkumpul bisa dieksekusi secara optimal. Mungkin kelancaran proses rekaman juga memegang peranan yang penting mengingat materi lagunya cukup kompleks. Secara keseluruhan kami puas dengan hasilnya. Kami berusaha mengelaborasi lebih banyak ide dari yang sebelumnya kami pernah lakukan, kami mengambil referensi dari genre-genre di luar genre yang biasanya kami dengarkan, dan inilah ‘Mengangkangi Dunia’,” ujar Boy, bassist Taruk.
Cover “Mengangkangi Dunia” digarap oleh Jeffry Arianto (@loonerhaze). Konsep artwork tersebut menggambarkan dua dunia yang dijembatani naga dan dilingkari ular, terinspirasi dari kisah pohon sakral Yggdrasil serta simbol kuno Ouroboros.
Single “Mengangkangi Dunia” menjadi materi terakhir Taruk di tahun 2023. Setelah ini, Taruk berencana untuk fokus dengan hal lain sambil menggarap album yang dicanangkan rilis pada dua sampai tiga tahun mendatang.
***
Tentang Taruk
Taruk adalah grup musik berisi Karel (vokal), Bobby (gitar), Rian (gitar), Boy (bas), Adul (drum) sejak 2 Februari 2018. Nama Taruk diambil dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang berarti “pukul” atau “hantam”.
Genre musik Taruk berkutat di eksperimentasi punk, hardcore, dan metal. Inspirasi besar Taruk meliputi DS-13, Converge, Dissection, Entombed, From Ashes Rises, serta Motley Crue. Lirik lagu Taruk merupakan respons atas teori absurditas, tiga tingkat kesadaran manusia, hingga konsep kebebasan. Kami ingin menyampaikan pesan bahwa kehidupan, segelap apapun itu, harus tetap kita jalani. Kehadiran Taruk pada akhir tahun 2018 lewat single “Berapi-api”, mendapat respons positif dari penikmat musik Indonesia. Euforia masyarakat kian memanas usai perilisan digital EP Sumpal, Februari 2019, disusul versi fisiknya oleh label Soundvision pada Agustus 2019.
Akhir tahun 2020, Taruk turut berkontribusi satu lagu pada kompilasi terbaru Grimloc, Dasawarsa Kebisingan, berjudul “Pesta Durga, Kegilaan Takkan Pernah Berakhir”. Lantas tepat tanggal 2 Maret 2021, Taruk meluncurkan album perdana bertajuk Bara dalam Lebam (BDL) oleh Grimloc Records. Memasuki 2023, Taruk merilis dua single non-album secara independen di layanan musik digital, yakni “Bersulang sampai Mati” dan “Mengangkangi Dunia”. Dua single tersebut masing-masing mencerminkan musikalitas terdahulu Taruk dan yang akan dikejar di masa depan.
#rilisanbaru #taruk #mengangkangidunia, #bandbandung #musikindonesia #grimlocrecords