Thursday, January 9, 2025
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
HomeReviewApa Saja yang Menyatukan Punk Rock dan Reggae?

Apa Saja yang Menyatukan Punk Rock dan Reggae?

Terlepas dari mitos bahwa punk rock menghancurkan semua yang telah ada sebelumnya dan membangun bentuk musik baru yang radikal, berbagai genre mengarah pada akar pendiriannya. Dari garage rock Amerika hingga blues jadul, silsilah punk bisa ditelusuri lebih jauh dari tahun 1976. Salah satu genre yang memiliki pengaruh besar pada skena punk rock adalah reggae.

Karena meningkatnya jumlah imigrasi pascaperang ke Inggris dari Jamaika dan Karibia, musik reggae telah hadir di Inggris sejak tahun 1950-an. Mengingat perlakuan kasar terhadap orang kulit hitam di Inggris pada saat itu, banyak dari mereka yang menjadi bagian dari Generasi Windrush tidak dapat menemukan pekerjaan dengan gaji tinggi atau tempat tinggal yang layak. Bahkan, banyak tuan tanah yang menolak untuk menyewakan rumah mereka kepada keluarga kulit hitam, yang berarti bahwa daerah-daerah miskin di kota-kota besar di seluruh negeri tiba-tiba mendapati diri mereka memiliki populasi kulit hitam yang meningkat pesat. Hasil dari multikulturalisme ini adalah, pada akhir tahun 1960-an, banyak anak-anak kelas pekerja kulit putih mulai menyukai musik ska dan reggae. Subkultur mod dan skinhead awal merayakan musik reggae dan memberikan cara bagi anak muda dari berbagai ras untuk bersatu di bawah kecintaan yang sama terhadap musik.

Jadi, pada saat punk rock meledak di Inggris pada pertengahan tahun 1970-an, banyak anak punk yang sudah mengenal reggae. Bahkan, beberapa lagu ska terkenal seperti ‘Israeli’ oleh Desmond Dekker atau ‘My Boy Lollipop’ oleh Millie Small udah jadi hit di tangga lagu Inggris. Musisi punk yang tumbuh di daerah miskin atau kumuh sering kali tumbuh dikelilingi oleh musik Karibia, dan oleh karena itu, jelas bahwa pengaruh reggae akan meresap ke dalam musik punk.

Paul Simonon dari The Clash terkenal dengan pengaruh reggae yang dibawanya ke dalam band. Tumbuh besar di Brixton dan Ladbroke Grove, pemain bass ini memiliki kecintaan pada reggae dan dub yang ia bawa ke band punk ikonik tersebut. Pengaruh ini dapat didengar di seluruh diskografi The Clash, namun yang paling jelas terlihat pada cover lagu ‘Police and Thieves’ dari Junior Murvin. Di unit lain, vokalis Sex Pistols, Johnny Rotten, telah berulang kali berbicara tentang pengaruh musik reggae terhadap dirinya di masa mudanya saat tumbuh di London. Sepertinya, karena merasa tidak nyaman dengan musik pop yang tidak berjiwa, banyak anak punk yang memilih untuk mendengarkan musik reggae underground di masa mudanya.

Pusat musik punk di London tidak diragukan lagi adalah The Roxy Club. Berlokasi di Covent Garden, klub dan tempat ini berperan penting dalam meluncurkan karier Siouxsie and the Banshees, Generation X, The Clash, dan banyak band punk ternama lainnya. Sang House DJ Don Letts juga berperan penting dalam kesuksesan klub ini. Mengingat fakta bahwa hanya segelintir rekaman punk yang telah dirilis pada saat The Roxy membuka pintunya, sang DJ memilih untuk memainkan hardcore dub reggae, yang meninggalkan pengaruh yang bertahan cukup lama pada banyak grup punk saat itu.

Salah satu contoh paling menonjol dari persatuan antara punk dan reggae muncul dalam album debut The Slits. Sang vokalis, Ari Up, memiliki kecintaan yang besar terhadap musik reggae, dan hal itu sering muncul dalam musik The Slits. Sampai-sampai artis reggae ternama Dennis Bovell digaet untuk memproduksi album debut mereka, Cut. Album ini dipenuhi dengan pengaruh reggae dan dub, terutama pada ‘Instant Hit’ dan ‘Spend, Spend, Spend’. Dirilis pada tahun 1979, Cut bertepatan dengan kebangkitan gerakan 2 Tone. Grup-grup seperti The Specials, The Beat dan The Selecter memadukan musik ska dan reggae Jamaika dengan musik punk rock Inggris. 2 Tone, meskipun hanya bertahan selama beberapa tahun, merupakan gerakan musik yang sangat penting dan menandakan ikatan yang tak terpatahkan antara punk dan reggae.

Di luar Inggris, kelompok-kelompok seperti Bad Brains memadukan reggae dengan hardcore punk di Amerika Serikat, dengan hasil yang memukau. Selain itu, gerakan ska gelombang ketiga di Amerika sering kali dikenal karena perpaduan genre, khususnya band-band seperti Operation Ivy dan Sublime. Hubungan antara reggae dan punk tidak dapat dipungkiri dan bertahan lama. Tanpa pengaruh artis dan DJ reggae seperti Don Letts, wajah punk rock mungkin akan ngga kayak sekarang ini.

Gimana menurut kamu, Pop People?

#punkrock #reggae #theslit #theclash #donletts #mods #siouxsieandthebanshees #theroxyclub #operationivy #sublime #skinhead #dub #ska

RELATED ARTICLES

Most Popular

Recent Comments