Thursday, January 9, 2025
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
HomeReviewKisah di Balik Lagu 'Exit Music (For a Film)'-nya Radiohead yang Bikin...

Kisah di Balik Lagu ‘Exit Music (For a Film)’-nya Radiohead yang Bikin Tercengang

Hanya sedikit album yang mendefinisikan akhir tahun 1990-an kayak ‘OK Computer’ milik Radiohead. Dirilis pada tahun 1997, album ini merupakan karya ketiga band asal Oxford ini dan menunjukkan tingkat pertumbuhan dan kedewasaan musik mereka yang sangat dramatis. Meskipun Radiohead membuat para kritikus terkesan dengan The Bends, menyusul penerimaan yang kurang baik untuk debut mereka, ‘Pablo Honey’, OK Computer dinyatakan sebagai sebuah mahakarya, dan tetap menjadi salah satu album yang paling diakui sepanjang masa.

Alih-alih bersandar pada tulisan pribadi dan melankolis yang menjadi dasar penulisan lagu di album ‘The Bends‘, Thom Yorke menyalurkan perasaan terisolasi dan terasing ke dalam ‘OK Computer‘. Tema-tema yang lazim termasuk kekecewaan kapitalis dan konsumeris, distopia, dan gejolak politik sambil mengambil dari berbagai genre pada departemen instrumen/iringan musiknya. Di ‘OK Computer‘, synth menyatu dengan senar, teknik musique concrète, riff gitar yang tak terkendali, dan pengaruh jazz avant-garde pun jelas hadir di album tersebut.

Banyak lagu ikonik yang bisa ditemukan dalam album ini, seperti ‘Karma Police‘ dan ‘No Surprises‘. Namun, ada satu lagu yang selalu digunakan di media, meskipun tidak pernah dirilis sebagai single: ‘Exit Music (For a Film)‘. Seperti yang ditunjukkan oleh namanya, lagu ini sangat sinematik, menjadikannya tambahan yang sempurna untuk banyak soundtrack film dan televisi. ‘Exit Music‘ dapat didengar di film Romeo + Juliet, Black Mirror, Westworld, My Mad Fat Diary, The 100, dan bahkan Father Ted.

Bahkan, buat kamu yang belum tau, Thom Yorke menulis lagu ‘Exit Music‘ khusus untuk film Romeo + Juliet yang disutradarai oleh Baz Luhrmann pada tahun 1996 itu. Jelas, dia sangat menyukainya. Film ini merupakan remake versi modern dari kisah klasik Shakespeare, dengan Leonardo DiCaprio dan Claire Danes membintangi peran masing-masing. Untuk mengiringi filmnya yang penuh gaya, sineas Australia ini memasukkan musik dari berbagai artis modern, termasuk Butthole Surfers, Garbage, Des’ree, The Cardigans, dan One Inch Punch. Radiohead tampil dua kali, dengan lagu ‘Talk Show Host‘ yang diputar saat Romeo diperkenalkan dan ‘Exit Music‘ yang mengisi soundtrack di akhir film.

Namun, ‘Exit Music‘ tetap menjadi yang terbaik, berkat atmosfernya yang luar biasa, yang akhirnya meledak menjadi sebuah irama crescendo yang dramatis, dengan Yorke yang memberi sentuhan falsetto ala Jeff Buckley. Lagu ini membuat bulu kuduk merinding, menandai salah satu momen paling emosional Radiohead dalam karier mereka. Secara lirik, lagu ini mencerminkan harapan Romeo dan Juliet untuk meninggalkan Verona bersama-sama, dengan Yorke bernyanyi, “Today we escape, we escape“. Sayangnya, kita tahu bagaimana tragedi Shakespeare berakhir, dan keduanya mati bersama, dengan Yorke berteriak, “Now we are one in everlasting peace“.

Pada tahun 1997, Yorke menjelaskan kepada Humo magazine bahwa dia selalu tertarik dengan kisah Romeo dan Juliet. “Ketika kami melihat adegan di mana Claire Danes memegang Colt 45 di kepalanya, kami langsung mulai mengerjakan lagu tersebut,” katanya. “Saya sudah lama menyukai Romeo dan Juliet. Saya sudah lama naksir Olivia Hussey, yang memerankan Juliet di tahun 60-an“.

Yorke menambahkan: “Saya pertama kali menonton film ini saat berusia 13 tahun. Saya tidak percaya mengapa Romeo dan Juliet, setelah mereka bercinta, tidak melarikan diri bersama. Romeo seharusnya mengemasi tasnya, melompat dari jendela dan kawin lari dengannya!” Hal ini tercermin dalam lirik lagu, “Pack and get dressed/ Before your father hears us.”

Dalam sebuah wawancara dengan Rolling Stone, Radiohead mendiskusikan proses pembuatan ‘Exit Music‘, yang sebagian terinspirasi oleh Johnny Cash. Yorke menjelaskan: “Baz Luhrmann mengirimkan saya dua adegan acak dari film tersebut. Salah satunya adalah saat mereka pertama kali bertemu di sekitar tangki ikan kecil. Dan kemudian mereka mengirimi saya satu adegan lagi, yang tidak saya ingat. Dan saya memiliki sebuah lagu yang setengah jadi, tapi kemudian saya benar-benar terobsesi dengan rekaman-rekaman penjaranya Johnny Cash.”

Produser Nigel Godrich menambahkan, “Kami sering mendengarkan Johnny Cash di album Folsom Prison. Pada awal ‘Exit Music’, suaranya terdengar sangat keras, dan itu adalah sesuatu yang menarik dari Johnny Cash. Kami juga sering mendengarkan Remy Zero. Colin sangat menyukai itu. Pet Sounds juga.”

Jonny Greenwood juga berbagi pemikirannya tentang lagu tersebut: “Saya ingat saat mengerjakan akord dengan Thom untuk bagian paduan suara. Itu benar-benar melelahkan. Kami harus belajar kembali bagaimana untuk benar-benar berkonsentrasi dan fokus pada sesuatu yang kecil dan mengerjakannya dengan benar. Dan tidak hanya berkata, ‘Ya. Itu bisa dilakukan. Melihat bagaimana akord saling bertabrakan satu sama lain dan tidak terlalu panjang dan membosankan. Saya ingat hal itu membuat saya sangat lelah karena harus berkonsentrasi pada hal tersebut.

Meskipun ‘Exit Music (For A Film)‘ diciptakan sebelum ‘OK Computer‘, lagu ini tetap menjadi landasan dari album tersebut, dan daya tarik emosionalnya terus menarik pendengar baru selama bertahun-tahun.

#radiohead #okcomputer #exitmusicforafilm #thomyorke #jonnygreenwood #romeoandjuliet #shakespeare #bazluhrmann #movie

RELATED ARTICLES

Most Popular

Recent Comments