Thursday, January 9, 2025
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
HomeTODAY IN MUSIC HISTORY2019 - Marie Fredriksson dari Roxette Meninggal Dunia Karena Tumor Otak pada Usia...

2019 – Marie Fredriksson dari Roxette Meninggal Dunia Karena Tumor Otak pada Usia 61 Tahun

9 Desember 2019 – Marie Fredriksson, salah satu dari duo pop Swedia, Roxette, meninggal dunia. CNN melaporkan bahwa Fredriksson meninggal dunia karena kanker, 17 tahun setelah ia pertama kali didiagnosa menderita tumor otak. Fredriksson berusia 61 tahun.

Fredriksson berasal dari kota Össjö, Swedia. Mulai menyanyi teater musikal saat remaja, dan membentuk band punk bernama Strul pada tahun 1978, saat berusia 20 tahun. (Calon rekannya di Roxette, Per Gessle, sempat bergabung dengan grup ini selama beberapa waktu.) Strul meluncurkan festival musik mereka sendiri yang berlangsung selama tiga tahun, meskipun hanya merilis satu single. Grup Fredriksson berikutnya, MaMas Barn, merilis satu album pada tahun 1982, dan kemudian ia memulai karier solo yang sukses. Sepanjang kariernya, Fredriksson merilis delapan album solo, yang semuanya menduduki tangga lagu teratas di Swedia. Karier tersebut masih terus berlanjut; salah satu singel solo Fredriksson yang menduduki peringkat pertama adalah lagu balada tahun 2008, “Där Du Andas.”

Pada tahun 1984, Fredriksson menyanyikan vokal latar di The Heartland Café, dan album dari band Swedia yang populer, Gyllene Tider. Album tersebut berbahasa Inggris, dan segera setelah itu, EMI merilis beberapa lagu tersebut sebagai EP di negara-negara berbahasa Inggris dengan nama baru: Roxette, yang diambil dari sebuah lagu dari band pub-rock Inggris pra-punk Dr. Tak lama kemudian, Gyllene Tider bubar. Seorang eksekutif EMI menyarankan Fredriksson untuk melakukan rekaman dengan vokalis Gyllene Tider, teman satu bandnya, Per Gessle. Mereka mempertahankan nama Roxette dan merilis single debut “Neverending Love” pada tahun 1986.

Rekaman awal Roxette sukses di Swedia, tetapi mereka tidak terkenal secara internasional sampai seorang siswa pertukaran pelajar Amerika membeli single mereka “The Look” dan membawanya pulang ke Minneapolis, dan memberikannya ke stasiun radio lokal. Stasiun radio di Minneapolis tersebut mulai memutar “The Look,” dan lagu ini pun melejit di akhir tahun 1988. “The Look” dirilis di Amerika dan menjadi nomor satu di AS pada bulan April 1989. “Dressed For Success” dan “Dangerous”, single lanjutan mereka, juga menjadi hit internasional. Kemudian disusul dengan lagu ballad “Listen To Your Heart” yang juga mencapai posisi #1 di Amerika Serikat.

Pada tahun 1990, versi rekaman ulang dari lagu ballad Roxette yang berusia dua tahun, “It Must Have Been Love”, digunakan dalam adegan utama film romantis-comedy Pretty Woman, dan lagu tersebut menjadi lagu nomor satu ketiga mereka di AS. Look Sharp!, album kedua duo ini pada tahun 1988, akhirnya meraih platinum di Amerika dan terjual lebih dari sembilan juta kopi di seluruh dunia. Lagu utama dari album ketiga Roxette, Joyride tahun 1991, juga menjadi nomor satu di Amerika Serikat, namun musik pop-rock yang cerah, dipoles dengan presisi tinggi dari band ini tidak lagi disukai setelah grunge dan rap menaklukkan imajinasi populer Amerika. Single tahun 1991 “Fading Like a Flower (Every Time You Leave),” yang mencapai puncaknya di posisi kedua, jadi hit 10 besar terakhir Roxette di Amerika.

Namun, meski kekuatan komersial Roxette di AS meredup, mereka tetap besar di seluruh dunia. Pada tahun 1995, mereka menjadi salah satu grup Barat pertama yang tampil di Tiongkok. Setelah Joyride, mereka merilis empat album lagi sebelum vakum, dan album-album tersebut berhasil dengan baik di Eropa. Pada tahun 2002, Fredriksson didiagnosa menderita tumor otak, dan ia merekam album solo tahun 2004, The Change, sambil menjalani masa pemulihan. Roxette vakum sementara Fredriksson memulihkan diri.

Roxette reunian lagi pada tahun 2010, dan mereka merilis album Charm School pada tahun 2011. Mereka terus melakukan tur dan rekaman hingga tahun 2016, ketika penyakit Fredriksson memaksa mereka untuk membatalkan leg terakhir tur dunia. Mereka merilis album terakhir mereka Good Karma pada tahun 2016, dan Fredriksson merilis single solo terakhirnya “Sing Me A Song”.

Suara Roxette, yang menjulang tinggi dengan gaya musik new wave tahun 80-an, tidak pernah mendapatkan penghormatan yang layak. Seperti rekannya dari Swedia, ABBA, Roxette memiliki cara dengan kail yang tajam dan matematis. Kamu selalu dapat mengetahui bahwa bahasa Inggris bukanlah bahasa pertama mereka, namun cara mereka menggunakannya – selalu memukau, dan lagu-lagu hits mereka tidak pernah berhenti terdengar keren dan ngga ada matinya.

#roxette #PerGessle #strul #MarieFredriksson #GylleneTider #Dr #punk #newwave #prettywoman

RELATED ARTICLES

Most Popular

Recent Comments